THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Think It

Think It

Khamis, 10 September 2009

Type Of FeaR...




There are two types of fear, deluded or unhealthy and non-deluded or healthy. These can also be divided into fear of the inevitable and fear of the evitable. The key to dealing with fear is to check which type of fear we have, and to transform our unhealthy fears of what we can do nothing about into healthy, appropriate fears of what we can do something about. We can then use these as the motivation to develop refuge and to overcome what is really dangerous, and even eventually to overcome what at present seems inevitable, such as sickness, old age, and death.

Fear of Death
Or maybe we’re afraid of death. Again, though, as we are definitely going to die, that fear is not constructive and will lead to inappropriate responses such as denial or a sense of futility or meaninglessness in our life. However, although we have to die, we don’t have to die with an uncontrolled mind. It is therefore wise to transform our fear of dying into a fear of dying with an uncontrolled mind, the motivation that will ensure we prepare for a peaceful and controlled death.


Fear of Rejection
Or maybe we are afraid of rejection. Again, from where does this fear actually stem? Perhaps it is the fear of people disliking us. So what can we do about that? Change our mind and like them instead. That is in our control.


Fear of Being Trapped
Our fear of commitment, of being trapped, not able to back out, can also be transformed into a constructive fear when we recognize that what is really trapping us is our own mind. Real and healthy fear comes from recognizing that we are not committed to our escape from samsara, and serves as the motivation for seeking that commitment to escape

Rabu, 9 September 2009

Wisdom Word From???

"We have nothing to fear but fear itself." -- Franklin Roosevelt 1933, First Inaugural Address

Dealing with Fear




















Individuals: There are many ways of approaching fear in the context of conflict. However, since fear is such a personal issue, most approaches focus on the individual. There are various ways to deal with your own fear, including
becoming aware of it,
identifying the ways you express fear
recognizing the situations which trigger fear, and
using behavioral techniques to reduce fear and stress

Causes of Fear


Conflict is often driven by unfulfilled needs and the fears related to these needs. The most common fear in intractable conflict is the fear of losing one's identity and/or security. Individuals and groups identify themselves in certain ways (based on culture, language, race, religion, etc.) and threats to those identities arouse very real fears -- fears of extinction, fears of the future, fears of oppression, etc.
For many people, the world is changing rapidly and their lives are being altered as a result. For some religious people, this change leads to the fear that young people will abandon the Church or Mosque, that the media will become more important and influential in the lives of their children, and that they are losing control of their own future. These threats to identity result in fear.[3]
Similarly, in many ethnic conflicts, a history of "
humiliation, oppression, victimhood, feelings of inferiority, persecution of one's group, and other kinds of discrimination" lead to a fear of similar wrongdoing in the future.[4] These historical memories shape how groups and people see each other. As a result, historical violence between Israelis and Palestinians, Hutus and Tutsis, and Protestants and Catholics in Northern Ireland affects how these groups look at one another and often leads to fear of one another. Group fears often translate into individual fears, as group extinction is often associated with individual extinction.
These examples illustrate the important role that
history plays in the development of fear. Memories of past injustices lead individuals to anticipate future oppression or violence with a sense of anxiety and dread.

What Is Fear Actually















Fear is "an unpleasant and often strong emotion caused by anticipation or awareness of danger."[1] Fear is completely natural and helps people to recognize and respond to dangerous situations and threats. However, healthy fear -- or fear which has a protective function -- can evolve into unhealthy or pathological fear, which can lead to exaggerated and violent behavior.


Dr. Ivan Kos lays out several different stages of fear. The first is real fear, or fear based on a real situation. If someone or something hurts you, you have a reason to fear it in the future. Second is realistic, or possible fear. This is fear based in reality that causes a person to avoid a threat in the first place (i.e. waiting to cross a busy road for safety reasons). Next, exaggerated or emotional fear deals with an individual "recalling past fears or occurrences and injecting them into a current situation."[2] This type of fear is particularly relevant to conflict. Emotional fear affects the way people handle conflictual situations.

Khamis, 20 Ogos 2009

SOmEthIng sPeciAL

Ahad, 16 Ogos 2009

Takut TAk CAkAP Di HAdaPAn?


Apa yang Anda rasakan sesaat sebelum tampil melakukan presentasi di depan umum? Apakah telapak tangan Anda berkeringat, kerongkongan kering dan tercekat, wajah memerah, suara bergetar, jantung berdebar, dan perut mulas? Penderitaan semacam ini tak hanya Anda alami saat berbicara di hadapan ratusan orang yang tidak Anda kenal, tetapi juga saat rapat bersama rekan-rekan Anda sendiri.
Pada saat itu, Anda sebenarnya sedang mengalami sindrom tidak percaya diri. Penyebabnya, entah karena Anda memang tidak terbiasa berbicara di depan umum, atau tidak siap tampil. Hal ini tak hanya dialami oleh Anda yang baru pertama kali menjadi pembicara. Bahkan orang yang sudah sering tampil sebagai public speaker pun masih sering mengalaminya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Bisa karena belum mempersiapkan diri dengan materi, bisa pula karena tidak tahu siapa hadirin yang dihadapi.
Membangun kepercayaan diri
Menurut Alexander Sriewijono, psikolog yang juga pendiri TALK-inc, School for TV Presenter-MC, seorang pembicara yang sukses selalu tahu cara membangkitkan kepercayaan dalam dirinya, sebaik ia tahu cara membawakan pidato atau presentasinya. Apalah artinya kata-kata yang hebat apabila tidak disertai keyakinan pada saat menyampaikannya.
Untuk membangun kepercayaan diri, ada tiga strategi yang dapat dilakukan:
Mengembangkan sikap matang, yang terdiri atas tiga hal:

1. Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan rasa takut yang muncul dalam dirinya, dan menjadikan emosi itu sebagai pemacu untuk bertindak sesuai tujuan yang ingin dicapai.

2. Tampilkan kematangan usia, sehingga Anda dapat menyampaikan gagasan dan perasaannya secara dewasa, asertif, dan profesional. Artinya, Anda tidak berbicara seperti remaja, menggunakan gaya bahasa remaja (kecuali saat berbicara di forum remaja), atau berpikir dangkal seperti remaja yang belum mampu berpikir kritis.

3. Membangun gambaran yang positif terhadap diri sendiri. Penilaian orang lain terhadap diri kita (impression) sering mempengaruhi penilaian kita tentang diri sendiri (self-image). Penilaian yang buruk membuat kita jadi rendah diri. Bagi orang yang memiliki penghargaan diri (self-esteem) yang rendah, penilaian orang lain terhadap dirinya membuat ia menjadi terpuruk. Inilah mengapa kita cemas atau takut tidak tampil bagus, takut ditertawakan, takut salah, dan seterusnya.
Kendalikan penghambat kepercayaan diri Anda, yang umumnya ada tiga hal:

1. Cara berpikir negatif terhadap diri sendiri, seperti perasaan tidak siap tampil di depan umum, tidak menguasai topik, takut dikritik, takut presentasinya akan mengecewakan, tidak tahu apa yang harus disampaikan, dan lain-lain. Jelas bukan hadirin yang membuat Anda tidak percaya diri, melainkan pikiran negatif Anda sendiri.

2. Nyatakan perasaan atau pikiran Anda dengan lebih spesifik, apakah sedih, takut, kecewa, kesepian, dan sebagainya; bukannya "saya merasa kacau". Ketika mengekspresikan perasaan marah, jelaskan dulu perilaku spesifik yang tidak Anda sukai, lalu perasaan Anda sendiri. Atau bila ada perasaan ganda mengenai sesuatu, sampaikan dengan jelas. Misalnya, "Saya punya perasaan ganda tentang apa yang baru Anda lakukan. Saya senang dan berterima kasih Anda telah membantu saya menjelaskan masalah, tapi saya tidak suka diinterupsi ketika belum selesai berbicara." Penggunaan kata "Saya" atau "Saya merasa" akan membantu Anda mengekspresikan perasaan yang sulit tanpa menyerang harga diri lawan bicara.

3. Cara Anda menempatkan diri yang terlalu rendah atau terlalu tinggi di hadapan orang lain. Pembicara yang memandang dirinya lebih dari orang lain tidak dapat menciptakan atmosfer yang positif dalam suatu presentasi. Ia berbicara terus-menerus, mendominasi percakapan, dan tidak memberikan kesempatan pada hadirin untuk mengungkapkan gagasan, sehingga komunikasi berlangsung satu arah. Sebaiknya, pembicara yang merasa dirinya lebih rendah daripada hadirin cenderung tidak tegas ketika menyampaikan suatu pesan yang harus diwujudkan dalam tindakan. Ia membiarkan hadirin mendebat argumentasinya tanpa hasrat kuat untuk mempertahankannya. Ketika hadirin asyik berbicara sendiri, ia tidak berani memperingatkannya.
Atasi rasa takut Anda. Anda bisa membiarkan rasa takut menguasai pikiran, atau justru menggunakannya untuk membuat latihan berbicara yang maksimal. Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan sebelum menyampaikan presentasi:
* Atur nafas sampai merasa tenang.
* Buat jeda beberapa saat sebelum memulai pidato.
* Yakini bahwa tanda-tanda kecemasan fisik itu tak terlihat.
* Jangan biarkan hadiri mengetahui kegugupan Anda, apalagi meminta maaf untuknya.
* Buatlah persiapan matang sebelum tampil.
* Terimalah ketidaksempurnaan.
* Jangan terbebani oleh penampilan, fokuslah pada komunikasi.
* Jangan membebani pikiran dengan berusaha menghafal isi pidato.
* Gunakan alat-alat bantu untuk mengalihkan kecemasan.
* Bayangkan diri Anda tengah memberikan pidato yang bagus dan kuat.
din
Sumber : Buku TALK-inc. Points: Kekuatan Mental, Ketepatan Kata, dan Totalitas Bahasa Tubuh untuk Menjadi Pembicara Profesional, oleh Alexander Sriewijono, Becky Tumewu, dan Erwin Parengkuan

Jumaat, 14 Ogos 2009

KOrg Nk tAw tAk!!


dlm Dunia kan Setiap manusIa memPunYai rs Takut merEka yaNG tersenIdiri. ade Yang MengalAmi keTakutan TerHadap haNtu, ADe Plak Yang takUt kepada Ketinggian, KetakutAn TerhadaP Binatang SeperTi Ular Pun Ade jugak. AdaLah memang WajAr untuk setiAp mAnuSia untuK Ade PerasaAn Itu KeraNa DengaN adenye perasaaN Itu Manusia AKan DapT menJAga TinGkah lakuNya dariPada MeleBIhi seSuatu BatasAN


DidaLM BAhasa Inggeris FEar MEans:


Ostensibly, a warning that something dangerous is imminent. In reality, this is usually said with comic intent. The thing being warned of is more likely to be mildly unwelcome than actually dangerous. For example, "That fierce librarian was asking about your overdue books - be afraid, be very afraid."






KuASai PERAsaaN TAkUT


Pernahkah anda merasa ketakutan atau gelisah secara tiba-tiba atau pun tenggelam dalam ketakutan? Bagaimanakah cara anda mengatasinya? Pernahkah anda bertanya pada diri anda sendiri mengapa perasaan tersebut terjadi dan apa yang telah membuat anda mengalami perasaan tersebut?Sebagai manusia biasa, kita semua pernah berasa takut pada perkara atau keadaan yang tertentu. Apa agaknya maksud "takut" itu sebenarnya? Ketakutan adalah satu perasaan yang dihasut oleh rasa cemas dan bimbang. Ia sebenarnya adalah perasaan yang biasa dialami, sebagaimana kita mempunyai perasaan-perasaan yang lain seperti murung, bahagia, seronok atau teruja dengan sesuatu perkara itu. Sebagaimana perasaan-perasaan lain yang datang dan pergi pada setiap masa, begitu jugalah dengan perasaan takut ini.Kita sering takut untuk cuba melakukan sesuatu kerja yang baru kerana merasakan diri tidak berkeupayaan atau tidak mahir. Sebenarnya, sekiranya kita melakukannya berulangkali, kita akan menjadi lebih mahir dan berkeyakinan untuk melakukannya. Katakan pada diri "Aku yakin boleh melaksanakannya" . Insyaallah, keyakinan diri sebenarnya adalah cara yang berkesan bagi menghindari rasa takut. Kita perlu belajar untuk mengatasi perasaan takut ini kerana antara rahsia orang-orang yang telah berjaya dalam hidup ini ialah mereka bukan saja boleh mengawal rasa takut ini tetapi juga MENGUASAI perasaan ini."Dari seluruh hawa nafsu, ketakutan adalah yang terburuk." - William Shakespeare"Keberanian adalah penghalang kepada rasa takut, sekiranya kita boleh menguasai perasaan ini - tiadalah rasa takut" - Mark TwainSetiap orang pasti ada rasa takut kepada sesuatu perkara. Bagaimanapun, terdapat enam ketakutan yang biasa dialami oleh manusia iaitu:-Ketakutan kepada kemiskinanKetakutan kepada kritikanKetakutan kepada masalah kesihatan Ketakutan kepada kehilangan orang tersayangKetakutan kepada usia tuaKetakutan kepada kematianKaedah menangani ketakutan boleh dilakukan secara berperingkat seperti berikut:* menyedari akan kewujudan perasaan ini* mengenalpasti cara bagaimana kita meluahkan rasa takut* mengenalpasti situasi yang menimbulkan rasa takut* menggunakan teknik-teknik perlakuan tertentu untuk mengurangkan ketakutan dan tekanan.Pada umumnya, pengetahuan, latihan dan keberanian adalah senjata utama dalam melawan ketakutan. Sekiranya kita boleh mengawal dan menguasai ketakutan dengan keberanian dan penuh yakin, insyaallah rasa takut itu akan hilang. Ini boleh melancarkan kerja seharian kita dan menjadikan kita lebih berani mencuba dan mengambil risiko untuk menghasilkan sesuatu yang lebih produktif dan berkualiti. Sebagai manusia yang berakal fikiran, perasaan ketakutan atau keberanian bergantung keapada bagaimana cara anda mengaturnya. Semakin anda dapat menyeimbangkan perasaan dan fikiran, semakin dekat anda menguasai perasaan takut yang di alami.

WhaT do YoU FeAr ThE MosT?